Senin, 25 Mei 2015

Shorof bab Idghom



Makalah Shorof bab Idghom
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang
Bahasa arab merupakan bahasa yang mendapat kehormatan menjadi bahasa yang di gunakan oleh Allah dalam menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab suci al qur’an dan umat pertama yang mengemban risalah pengembangan islam menggunakan bahasa arab. dan sampai saat ini posisi bahasa arab tidak tergantikan dan memang tidak boleh di gantikan. Ada beberapa ibadah yang mesti dilakukan dengan menggunakan bahasa arab, seperti sholat misalnya. Tidaklah sah sholat seseorang jika menggunakan bahasa selain bahasa arab. Al- qur’an pun tetap digunakan dalam bahasa arab, kalaupun ada terjemahannya, itu harus tetap ada bagian bahasa arabnya. Dan untuk sumber-sumber pengetahuan dalam agama islam itu sebagian besar ada dalam kitab-kitab berbahasa arab. Imam Asy-Syafi’imengatakan, Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles.
Berangkat dari itu, maka penulis mencoba menguraikan bab idgham yang merupa kan salah satu bab yang harus di ketahui oleh mahasiswa yang mempelajari bahasa arab utamanya mahasiswa jurusan Ma’hadAly Pon. pes. Sunan Drajat.

B.     RumusanMasalah
1.      Apa pengertian Idgham ?
2.      Berapa Pembagian Idgham ?
3.      Ada Berapa Hukum Idgham ?

C.    TujuanPenulisan
1.      Mengetahui pengertian Idgham
2.      Mengetahui Pembagian Idgham
3.      Mengerti Hukum Idgham





















BAB II
PEMBAHASAN
A.  PengertianIdgham
Kata idgham (ادغام) secarabahasaberartimemasukkan, yang diambildari kata أدغم[1]. Sedangkanpengertianidghamsecaraistilahadalah
وهو في الاصطلاح الاتيان بحرفين ساكن ومتحرك من مخرج واحد بلا فاصل بينهما
           Artinya : Mendatangiataumengucapkanduahuruf, yang satumatidan yang lain berharokatdarimahroj yang sama, denganpngucapan yang tidakadapemisahdiantarakeduanya.[2]Dengancaradiberitasydidsepertiمَدَّ يَمُدُّ مَدًّاasalnyaadalahمَدَدَ يَمْدُدُ مَدْدًا.
           Didalamidgham, huruf yang pertamadisukunkansedangkanhuruf yang keduadiberiharokatdengantanpaadanyapemisahdiantarakeduahuruftersebut.
           Adakalanyasukunnyahuruf yang pertamamemangasalsepertiمَدًّا ataudenganpembuanganharokatsepertiمَدَّ  danشَدّ , ataudenganmemindahkanharokat (huruf yang pertama) padahurufsebelumnyasepertiيَمُدّdanيشُدُّ .
           Pengidghamanhurufdapatterjadipadaduahuruf yang berdekatanmakhrojnya (المتقاربين) ataupunduahuruf yang samadalammakhrojnya (المتجانسين), haltersebutdapatdilakukandengancaramenggantihuruf yang pertama agar menyamaihuruf yang keduasepertiامّحىasalnyaانمحى ikutwazanانفعل , ataupundenganmenggantihuruf yang kedua agar menyamaihuruf yang pertamasepertiادّعىasalnyaادتعىikutwazanافتعل .

B.  PembagianIdgham
1.      Idghamterbagipadaidghamshaghirdanidghamkabir.
a.       IdghamShaghiradalahidgham yang hurufpertamanyasukundariasal.
b.      IdghamKabiradalahidgham yang keduahurufnyasama-samaberharokat  kamudianhuruf yang pertamadisukunkanataumemindahharokathuruf yang pertamapadahurufsebelumya.
Adapunalasandikatakanidghamkabirkarnadalamidghamkabirterdapatduatahapan, yaitumensukunkandanmemasukkan (ادغام) sedangkandidalamidghamshaghirhanyamemasukkansaja.[3]

C.  HukumIdgham  
Hukumidghamterbagimenjaditiga, yaituwajib, bolehdantidakboleh.
1.      Idgham Yang Diwajibkan
Idghamdiwajibkandalamduahuruf yang satujenisapabilaberkumpuldalamsatukalimat, baikkeduanyaberharokatsepertiمَرَّ يَمُرُّ asalnyaمَرَرَ يَمْرُرُ , atauharuf yang pertamasukunsedangkanhuruf yang keduaberharokatsepertiمَدًّاdanعَضًّاasalnyaمَدْدَاdanعَضْضًا . adapunperkataanpenyairالحمد لله العَلِّيِّ اْلاَجْلَلِ , makatermasukkeadaandaruratdalamkalamsya’ir. sedangkan yang sesuaidengankaidahshorrofadalahالاَجَلِّ .
Kemudianapabilahuruf yang pertamadarikeduahuruf yang satujenisitusukun, makalangsungdiidghamkanpadahuruf yang keduatanpamelakukan  perubahansepertiشَدٍّdanصَدٍّasalnyaشَدْدٍdanصَدْدٍ. danapabilahuruf yang pertamaberharokat, makaharokatnyadibuang (disukunkan) kemudiandiidghamkanapabilahurufsebelumnyaberharokatatauberupahuruf mad sepertiرَدَّdanرَادٌّasalnyaرَدَدَdanرَادِدٌ , sedangkanapabilahuruf yang sebelumnyasukun, makamemindahkanharokatnyahuruf yang pertamapadahurufsebelumnyasepertiيَرُدُّasalnyaيَرْدُدُ .
Wajibmengidghamkanduahurufمثلين yang bersandingan yang manahurufpertamasukun, apabilaberadadalamduakalimat yang sepertisatukalimat, hanyasajaapabilahuruf yang keduaberupadlomir, makawajibmengidghamkansecaralafaddanpenulisan, sedangkanapabilahuruf yang keduabukanberbentukdlomir, makawajibmengidghamkansecaralafadsaja, seperti:سَكَتُّ، سَكَتَّـا، عَنَّا، عَلَيَّ، اكتُبْ بِالقلم، قُلْ له، استغفِرْ ربَّك.[4]
2.      Idgham Yang Diperbolehkan
Diperbolehkanmengidghamkanhurufatautidakmenghidghamkanhurufdalamempatkeadaan :
a.       Huruf yang pertamadariduahuruf yang sama (مثلين) berharokatsdangkanhuruf yang keduadisukunkandengansukun yang bukanasal (عارض) karena di jazemkandsb. contoh: لم يمُدَّ و مُدَّdenganmengidghamkandanلم يمدُدْdengantidakmengidghamkan, daninilebihbiak, demikian pula didalam al-Qur’an قال الله تعالى ” يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ” (النور : 35) وقال ” وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوْبِهِمْ ” (يونس : 88).
b.      Apabila ain (عين) fi’il dan lam (لام) fi’il suatu kalimat berupa ya’ (ياء) yang lazim serta ya’ yang kedua berharokat, contoh : عَيِيَ وحَيِيَ , maka boleh juga kita ucapkan dengan idgham : عَيَّ وحَيَّ .
c.       Apabila pada permulaan fi’il madli terdapat dua ta’ (تاء), contoh : تَتَابَعَ وتَتَبَّعَ , maka hukum idgham diperbolehkan serta menambahkan hamzah washol dipermulaannya agar tidak dimulai dengan huruf yang sukun, contoh : اِتَّابَع واِتَّبَع . kemudian apabila yang demikian adalah fi’il mudlorik, maka tidak boleh diidghamkan, bahkan diperbolehkan meringankannya (تخفيف) dengan membuang salah satu ta’nya, contoh : تَتَجَلَّى وتَتَلَظَّى menjadi تَجَلَّى وتَلَظَّى , contoh lain firmah Allah SWT. ” تنزل الملائكة والروح ” (القدر : 4) وقال ” نارا تلظى ” (الليل : 14) maksudnya تَتَنَزَّل وتَتَلَظَّى . dan yang demikian ini sering sekali digunakan.
d.      Dua huruf yang sama bersandingan dalam dua kalimat serta sama-sama berharokat, contoh : جعلَ لي وكتبَ بالقلم , maka boleh diidghamkan dengan mensukunkan huruf yang pertama :  جعلْ لي وكتبْ بالقلم , hanya saja dalam hal ini pengidghaman husus secara lafad bukan secara tulisan.[5]
3.      Tempat-Tempat Yang DilarangMelakukanIdgham
Tidakbolehmelakukanidghamdidalamtujuh (7) tempat :
  1. Apabilakeduahurufmitslainmenjadipermulaan kata, contoh : دَدَنٍ ودَدًا ودَدٌ ودَدَانِ وتَتَرٍ ودَنَنٍ .
  2. Keduanyaberadapadakalimatisim yang mengikutiwazanفُعَلٍ , contoh : دُرَرٍ وجُدَدٍ وصُفَفٍataumengikutiwazanفُعُلٌ , contoh : سُرُرٍ وذُلُلٍ وجُدُدٍataumengikutiwazanفِعَلٍ , contoh : لِمَمٍ وكِلَلٍ وحِلَلٍataumengikutiwazanفَعَلٍ , contoh : طَلَلٍ ولَبَبٍ وخَبَبٍ .
  3. Keduanyabaradapadawazan yang ditambahuntukdisamakan (denganwazanfi’ilruba’i) , baiktambahannyaadalahsalahsatudariduahuruftersebutataubukan, contoh : جَلْبَبَdanهَيْلَلَ .
  4. Hurufpertamadarihurufmitslainbersambungdenganhuruf yang menjadi target idgham (مدغم فيه) , contoh : هَلَّلَ ومهَلَّلٍ، شَدَّدَ ومشَدَّدٍ , apabiladalamcontohinimasihdiidghamkanlagi, makaakanterjadipengulanganidgham yang tidakdiperbolehkan.
  5. Dalamwazanأَفْعَلَ yang berfaidahta’ajjub, contoh : أَعْزَزْ بِالعِلْمِ ! وأَحْبَبْ بِهِ !  makatidakbolehdiidghamkanmenjadiأَعَزَّ بِهِ! وأَحَبَّ بِهِ! .
  6. Salah satunyadisukunkan (bukansukun yang asal) dikarenakanbertemudengandlomirrafa’ mutaharrik, contoh : مددْتُ، مددْنَا، مددْتَ، مددْتُمْ ومددْتُنَّ .
  7. Berapalafadsyad (شاذ)  yang tidakdiidghamkanoleh orang Arab sebagaimanatelahdijelaskandidepan.[6]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Idghomsecarabahasayaitumemasukkansesuatupadasesuatu yang lain. Sepertiperkataan orang arab “ أدغمت الثياب في الوعاء “. Adapunidghommenurutistilahnyayaitumemasukkanhuruf yang matikedalamhuruf lain yang sama, yang berharkatdengantanpaadapemisahantarahuruf yang pertamadanhuruf yang kedua. Sepertilafadzمدّ, شدّ- مدْد و شدْد.
2.      Pembagianidghomada 2: Idghomshoghirdanidghomkabir
3.      Sedangkanhukumidghamterbagitigayaituboleh, wajibdantidakboleh, yang manahalituditinjaudaribentukmasing-masingkalimat.
B.     Saran
Dari penulismakalahdiatas, secaratersuratmaupuntersirat, yang pastijauhdarikesempurnaan. Makadarisebabitu, penulismengharapkan saran parapembacagunauntukmemperbaikimakalahselanjutnya.






Oleh Haris Aghilil Anwar

[1]Muhammad bin Mukarram bin Madhur al-Afriqy al-Mishry, Lisan al-Arob, Bairut, juz 12, hal. 202
[2]M. SholihuddinShofwan, 2000, Al-Mabaadiu As-ShorfiahPengantar Al-Qowaid As-Shorfiah, Jombang : DarulHikmah, JuzAwal, hlm 114
[3]Musthafa al-Ghulayayni, Jami’ al-Durus al-Arabiyah, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Bairut, juz 2 hal.66-67
[4]Musthafa al-Ghulayayni, Jami’ al-Durus al-Arabiyah, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Bairut, juz 2 hal.67
[5]Musthafa al-Ghulayayni, Jami’ al-Durus al-Arabiyah, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Bairut, juz 2 hal.68 – 69
[6]Musthafa al-Ghulayayni, Jami’ al-Durus al-Arabiyah, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Bairut, juz 2 hal.70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar